
FIB UNDIP – Dharma Wanita Persatuan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (FIB Undip) menggelar rapat kerja yang berlangsung di Ruang Sidang Besar FIB Undip. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah silaturahmi, tetapi juga sarana berbagi pengetahuan tentang kekayaan budaya Indonesia, khususnya filosofi dan makna batik.
Acara ini menghadirkan Dra. Tri Handayani, M.Si., dosen Program Studi Sejarah FIB Undip, dan Sri Medali Hendry Hastuti, S.Sos., pemilik LPK Widya Budaya Semarang yang akrab disapa Ibu Medali.
Sambutan Dekan FIB Undip
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FIB Undip, Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Menurutnya, rapat kerja Dharma Wanita tidak hanya penting untuk memperkuat organisasi, tetapi juga berperan sebagai ruang edukasi dan pelestarian budaya.
Batik dan Filosofinya: Warisan Budaya yang Hidup
Sesi utama diisi oleh Ibu Medali yang memaparkan berbagai jenis batik lengkap dengan produk batik yang dibawanya. Tidak hanya sekadar memperlihatkan corak dan motif, ia juga menjelaskan filosofi serta makna di balik tiap lembar batik.
Menurutnya, batik bukan hanya sekadar kain, melainkan karya seni yang sarat nilai, simbol kehidupan, hingga doa dan harapan dari penciptanya. Dari batik dengan motif klasik hingga batik kontemporer, semuanya memiliki pesan yang mendalam tentang identitas bangsa.
“Setiap batik punya ceritanya sendiri. Ada yang melambangkan kesuburan, ada pula yang menjadi simbol keharmonisan hidup. Filosofi ini penting untuk kita pahami agar batik tidak hanya dipakai, tetapi juga dimaknai,” jelas Ibu Medali.

Menumbuhkan Rasa Cinta Budaya
Rapat kerja Dharma Wanita Persatuan FIB Undip ini memberi warna berbeda dengan menghadirkan diskusi budaya yang memperkaya wawasan.
Melalui acara ini, peserta tidak hanya mendapatkan motivasi untuk menguatkan organisasi, tetapi juga pengetahuan mendalam tentang batik sebagai warisan budaya tak benda dunia yang diakui UNESCO.
FIB Undip berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga Dharma Wanita tidak hanya menjadi penguat peran perempuan dalam lingkup keluarga besar fakultas, tetapi juga turut menjaga dan merawat budaya bangsa.